Pentingnya Akhir Ramadhan

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. (Muhammad : 33)

Ramadhan sebentar lagi akan berakhir, tinggal menghitung hari saja. Sejuta rasa akan muncul di hati manusia. Banyak yang bahagia, suka cita menyambut hari nan suci, ada yang datar biasa-biasa saja, ada juga yang sedih seakan tahun depan tidak bertemu dengan Ramadhan lagi. Semuanya tergantung ke hati manusia bagaimana memaknai bulan ramadhan itu sendiri.

Tapi, perlu kita ketahui semuanya bahwa akhir Ramadhan itu sangat penting! Sangat penting sekali. Akan sangat merugi jika kita lalai dan melewatkan moment yang lebih baik dari seribu bulan. Pernah mendengar malam yang lebih baik dari seribu bulan kan? Atau sering juga disebut dengan istilah Lailatul qadar. Lailatul qadar itu sendiri akan turundi sepuluh hari terakhir Ramadhan, barang siapa yang menemukan malam itu dan berdo’a kepada Allah, maka doanya akan dikabulkan oleh Rabb semesta alam.

Tapi bukan itu pembahasan utama kita? Pembahasannya adalah kenapa harus di akhir Ramadhan? Kenapa harus malam ganjil di sepuulh hari terakhir bulan Ramadhan turunnya malam yang lebih baik dari seribu bulan itu? Kenapa tak di awal Ramadhan saja atau di pertengahan bulan suci ini?

Jadi, setelah ditelisik lebih dalam lagi, ternyata ada rahasia di balik itu semua. Mau tau? Simak baik-baik ya…

Begini, jika kita perhatikan masyarakat di sekitar kita (termasuk juga kita sendiri) di awal Ramadahan, sungguh luar biasa semangatnya! Masjid-masjid akan penuh shaft sholatnya, tadarusnya tahan sampai larut malam, sholat shubuhnya membludak, sholat lailnya juga sering dijalankan. Ini sih kalau kita teliti hanya berlaku hingga 10 hari pertama di bulan Ramadhan

Kemudian ketika memasuki hari ke-11, shaft sholat di masjid sudah mulai berkurang. Awalnya berkurang satu shaft, kemudian satu shaft lagi dan lagi hingga sedikit yang bertahan. Begitu juga sholat shubuhnya mulai sepi. Banyak di antara kita yang memilih tidur setelah sahur daripada beranjak menuju masjid. Tilawahnya? Mulai malas-malasan deh..

Ketika sepuluh hari terkahir, jamaah tinggal satu shaft atau bahkan setengah shaft. Tadarusnya gak ada lagi karena sudah dikhatamkan. Sholat shubuhnya makin sepi bahkan ketika di pagi hari 1 syawal yang sholat shubuh hanya 3 sampai 4 orang saja. Itupun karena mereka yang bertugas untuk menerima zakat pada malam harinya atau bertugas sebagai pengumandang takbir menyambut hari nan fitri.

Jadi,  kemana manusia yang dulu rajin itu? Mereka banyak yang mulai sibuk dengan penyambutan Iedul fitri. Ada yang sibuk menyiapkan kue lebaran. Ada yang sibuk mencari pakaian baru. Ada yang sibuk menyiapakan uang tunjangan lebaran. Dan masih banyak kesibukan-kesibukan lain. Begitulah, ternyata di akhir Ramadhan itu begitu banyak godaan untuk melalaikan manusia. Itulah sebabnya malam yang mulia, dan tingkatan level terbebas dari api neraka itu ada di 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Begitu pentingnya akhir Ramadhan sehingga Allah menurunkan yang special-spesial di saat itu, karena banyak di antara kita yang mulai lalai serta bosan dan semangat beribadahnya berkurang. Itulah rahasianya, dan sangat penting akhir dari Ramadhan itu.

Seperti yang sudah di singgung ayat pembuka di atas (Muhammad : 33) Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. Pada ayat ini jelas diterangkan bahwa kita (manusia) lah yang merusak amal-amal kita (pahalanya). Ketika di awal Ramadhan kita bisa tadarus 1 hingga dua juz sehari, sholat lima waktunya di masjid, tarawihnya lengkap, ditambah lagi dengan ibadah sunah lainnya. Kita merusak semua pahala itu ketika di akhir ramadhan karena kelalaian kita. Kita sibuk dan euphoria dengan sambutan hari raya Iedul fitri. Dan hanya sedikit yang mampu bertahan.

Perlu juga kita ketahui, bahwa Rasul dan para sahabatnya di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan itu mereka semakin khusyuk, semakin meninggalkan aktivitas dunia. Meraka mulai I’tikaf (berdiam diri) di masjid, fokus dan semakin bersemangat. Lantas, kita sebaliknya kan? Oleh sebab itu, mari kita perbaiki kedepannya. Semoga bermanfaat.

Semangat bukan hanya di awal Ramadhan saja, yang penting bagaimana kita mengakhiri ibadah kita di bulan suci ini. Karena belum tentu di tahun depan kita berjumpa lagi. Dan banyak sekali keistimewaan yang di berikan Allah SWT ketika di akhir Ramadhan. Mari menghidupkan Ramadhan.

abstract-green-main

Tinggalkan komentar